Penyakit kanker telah dialami oleh banyak orang baik yang masih anak-anak sampai yang sudah lanjut usia, baik kaya maupun miskin.
Bahkan bukan hanya terjadi pada orang-orang yang hidup di perkotaan, orang-orang di pedesaan juga mulai ada yang mengalami kanker.
Menurut Cz. Heriawan Sujono, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dalam sebuah konfrensi pers bertajuk World Cancer Day pada Hari Senin, tanggal 3 Februari 2014 di Jakarta.
"Data yang kami peroleh menunjukkan pengetahuan gejala serta deteksi dini, telah meningkatkan jumlah kanker yang bisa diketahui pada stadium dini. Ada peningkatan sebesar 34% pada kasus kanker payudara, Sedangkan pada kasus kanker nasofaring terjadi peningkatan sebesar 17%. Seperti yang kita ketahui bersama, keduanya merupakan kanker dengan jumlah penderita yang paling banyak" ujar Cz. Heriawan Sujono.
Selain bahaya dari kanker payudara maupun kanker nasofaring, di Indonesia juga banyak kasus kanker serviks. Serviks sepertinya merupakan istilah yang asing bagi kita, namun di berbagai media saat ini mulai marak yang memuat berita tentang hal ini, apa lagi kata ini sering didahului dengan kata 'kanker'.
Kanker serviks atau cervical cancer merupakan kanker yang terjadi pada bagian leher rahim atau biasa disebut serviks. Serviks sendiri merupakan bagian dari rahim yang berhubungan dengan organ kewanitaan. Saat ini kanker serviks merupakan kanker nomor dua yang sering terjadi dan menyerang banyak wanita di seluruh dunia.
Selain itu, kanker serviks juga merupakan kanker yang kedua yang sering menyebabkan kematian pada wanita. Di Indonesia sendiri, diperkirakan terjadi sekitar 41 kasus baru kanker serviks setiap harinya dan sekitar 20 orang wanita meninggal dunia setiap harinya karena kanker serviks.
Dari perkiraan tersebut, bisa dikatakan bahwa setiap 72 menit satu orang wanita akan meninggal karena kanker serviks.
Tingginya angka kejadian kanker serviks serta angka kematian akibat kanker serviks, umumnya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan serta kesadaran diri akan bahayanya kanker serviks. Kanker serviks umumnya terjadi pada wanita yang berusia 35 sampai 55 tahun.
Namun, ada juga yang muncul pada wanita yang usia lebih muda. Penyebab dari kanker serviks adalah adanya virus yang disebut dengan nama Human Papilloma Virus atau HPV. Ada banyak tipe dari HPV yang mana kebanyakan tidak berbahaya.
Bila kanker serviks sering terjadi pada wanita yang berusia 35 tahun, maka infeksi HPV biasanya sering terjadi pada wanita yang berusia 18 sampai 28 tahun. Virus HPV bisa menyebabkan infeksi pada semua orang karena virus ini dapat menyebar melalui hubungan seksual.
Wanita yang berusia dibawah 20 tahun yang sudah pernah berhubungan seksual dan sering berganti pasangan akan berresiko tinggi terserang infeksi virus HPV. Inveksi virus HPV ini nantinya akan berkembang menjadi kanker serviks tergantung dari jenis virusnya apakah virus yang menyebabkan infeksi tadi beresiko tinggi atau rendah.
Infeksi yang berkembang pertama kali akan mengakibatkan adanya kelainan yang disebut pra kanker yang biasanya disebabkan oleh virus HPV tipe resiko tinggi.
Gejala kanker serviks pada kondisi pra kanker ditandai dengan mulai ditemukannya sel-sel yang tidak normal di bagian bawah serviks yang bisa dideteksi dengan menjalani tes Pap Smear, atau yang baru-baru ini disosialisasikan dengan nama Inspeksi Visual dengan Asam Asetat.
Kebanyakan penyakit kan ker serviks tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun bila sudah berkembang menjadi kanker serviks maka akan muncul berbagai gejala seperti perdarahan maupun keputihan yang tidak normal pada organ kewanitaan, rasa sakit saat buang air kecil serta rasa sakit saat berhubungan seksual.
Tanda-tanda serta gejala kanker serviks pada umumnya , meliputi:
- Munculnya keputihan yang berbau
- Pendarahan saat melakukan hubungan seksual
- Pendarahan diluar siklus haid
- Kurang darah atau anemia
- Nyeri pada perut
- Berat badan menurun secara drastis
- Gangguan fungsi ginjal serta saluran kencing
Bila infeksi dari virus HPV tidak sembuh dengan sendiri dan tetap menetap, maka dapat mengarah pada kanker serviks. Perkembangan kanker serviks yang tidak terkontrol akan dapat menyebabkan tumor. Maka dari itu, mengenali gejala awal dari kanker serviks merupakan hal yang penting bagi kaum wanita.
Kanker serviks dapa dicegah dengan cara pemberian vaksin HPV. Cara seperti ini dapat membantu untuk memberikan perlindungan terhadap beberapa tipe HPV yang nantinya dapat menyebabkan masalah serta komplikasi seperti masalah genital maupun kanker serviks.
Sebaiknya vaksin HPV diberikan pada perempuan muda sedini mungkin, karena tingkat imunisasi tubuh serta pertumbuhan maupun reproduksi sel di di area serviks masih sangat baik. Vaksinasi merupakan langkah untuk memproteksi sejak dini untuk mencegah penyebaran kanker serviks. Vaksinasi dapat memungkinkan untuk menekan angka kejadian kanker serviks.
Selain dengan cara vaksinasi, yang lebih utama adalah mencegah prilaku yang beresiko menyebabkan munculnya kanker serviks. Perilaku yang sehat merupakan vaksinasi yang paling alami, murah serta paling efektif untuk mencegah terjadinya kanker serviks.
Perilaku lain yang dapat diupayakan untuk mencegah terjadinya infeksi HPV diantaranya melalui pendekatan pemenuhan gizi yang tepat serta dengan cara menjaga kebersihan area genital. Pencegahan infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks melalui nutrisi yaitu dengan cara menurunkan konsumsi lemak sebanyak 25% dari kalori, menghentikan kebiasaan merokok, meningkatkan konsumsi buah-buahan serta sayuran hijau yang kaya akan serat.
Sedangkan pencegahan kanker serviks melalui genital hygiene atau menjaga kebersihan genital, yaitu dengan cara menjaga agar daerah genital tidak lembab, menjaga kebersihan genital utamanya pada saat menstruasi, celana dalam serta pembalut harus sering diganti, setia pada satu pasangan serta menggunakan fasilitas toilet umum yang bersih.
Dengan kewaspadaan sejak dini, banyak jenis kanker yang bisa dicegah. Termasuk mencegah terjadinya kanker serviks. Salah satu langkah yang tidak kalah pentingnya adalah dengan melakukan konsultasi pada petugas kesehatan.
Tenaga kesehatan anda akan membantu dalam membuat strategi untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Jangan takut atau malu, karena lebih cepat melakukan upaya pencegahan akan lebih baik.